Kegiatan dan pemikiran manajemen ternyata sudah ada bersama dengan sejarah manusia. Keberadaan ilmu manajemen sudah dipastikan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Contohnya, terlihat pada pembangunan piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.
Piramida tersebut tentu tidak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang yang mengatur dan mengawasi pekerjaan.
Orang tersebutlah yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, serta menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Sama halnya dengan pembangunan tembok besar di Cina, Candi Borobudur di Indonesia, praktik perdagangan di Venesia tahun 1400-an, dan masih banyak contoh lainnya.
Saya akan membahas sejarah manajemen yang terbagi ke dalam 3 era, yaitu era abad 19, abad 20, dan era modern.
#1 Era Abad 19
Manajemen mulai berkembang pada awal abad 19 dan dikembangkan oleh tokoh ekonomi klasik yaitu Adam Smith dan John Stuart Mill dengan memberikan teori-teori pengaturan sumber daya manusia, produksi, dan penetapan harga.
Smith mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Lalu pada waktu yang berdekatan terjadi revolusi industri di Inggris yang sangat memengaruhi perkembangan ilmu manajemen.
Adanya revolusi industri membuat tenaga manusia tergantikan dengan penggunaan mesin, sehingga terjadi perpindahan kegiatan produksi dari rumah menuju pabrik.
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Pertengahan abad 19 sudah mulai bermunculan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi, dan kontrol pengembangan pekerja yang dikembangkan oleh Robert Owen, Henry Poor, dan M. Laughlin.
Pada akhir abad 19, tokoh ekonomi Alfred Marshall dan Leon Walras memasukkan teori baru yang lebih rumit ke teori manajemen.
#2 Era Awal Abad 20
Awal abad 20 mulailah muncul teori manajemen yang lengkap yang dikemukakan oleh industriawan Perancis bernama Henri Fayol.
Fayol menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungannya satu sama lain.
Ia membagi manajemen menjadi 5 unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberi perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan. Ke-5 fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme.
Selanjutnya, Fayol membagi kegiatan manajemen menjadi 6 bagian yaitu teknik produksi dan manufakturing produk, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi, dan manajerial.
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, yaitu:
- Manajemen sumber daya manusia
- Manajemen operasi atau produksi
- Manajemen strategi
- Manajemen pemasaran
- Manajemen keuangan
- Manajemen informasi teknologi
#3 Era Modern
Era modern bermula dengan ditandainya konsep manajemen kualitas total (TQM) yang diperkenalkan oleh ahli manajemen W. Edward Deming dan Joseph Juran.
Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya.
Deming menekankan pentingnya peningkatan kualitas dengan menggunakan teori lima langkah reaksi berantai.
Lalu, terdapat teori yang dikemukakan Joseph Juran yang menyatakan bahwa 80% kegagalan produksi disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen.
Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas.
https://www.finansialku.com/definisi-manajemen-adalah/