headline photo

AKIBAT MENGEJAR KESENANGAN

Thursday 15 January 2015


Pengkhotbah 2:1-11
Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?" (Pengkhotbah 2:2)

Ada dua kata dalam Pengkhotbah 2:2 yang menggambarkan cara hidup orang yang mengejar kesenangan tanpa mengingat Allah. Kata pertama, tertawa, berarti "kegembiraan yang dangkal," yang disebut "kegilaan."
Saya mengerti kebenaran tersebut pertama kali saat berusia 16 tahun. Waktu itu saya bekerja di pasar daging bersama beberapa pria pemabuk kelas berat. Mereka merusak kesehatan mereka sendiri dan menderita kesakitan secara sia-sia. Pada hari Senin mereka masuk kerja dalam kondisi tubuh yang sakit, menderita, dan tak dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Tetapi, bila Sabtu malam tiba, mereka kembali melakukan kegilaan yang sama.
Beberapa tahun kemudian, saya baru mengerti kebenaran dari kata yang kedua, yakni kegirangan. Kata itu berarti "kesenangan karena banyak berpikir." Seorang pria tua yang tekun telah berhasil membangun bisnisnya dan menjadi sangat kaya. Namun ia tidak bahagia dan merasa tidak dikasihi oleh para ahli warisnya. Karenanya ia takut mati. Hidup senang yang dinikmatinya karena "banyak berpikir" telah membuat dirinya merasa hampa, sinis, dan tertutup terhadap Injil.
Setelah berupaya mengejar segala macam kesenangan, Salomo menyimpulkan bahwa semua itu adalah "kesia-siaan dan usaha menjaring angin" (ayat 11). Menikmati kehidupan bukanlah suatu dosa, tetapi cara hidup yang hanya mengejar kesenangan hanya menghasilkan kehampaan.
Apakah Anda telah melupakan Allah dalam hidup Anda? Percayalah kepada Kristus sebagai Juruselamat Anda dan alamilah sukacita hidup yang terbesar.

sumber: https://www.facebook.com/pages/Bejana-kemuliaan/492591964104594?fref=nf

0 komentar:

Post a Comment

Proteksi DMCA